Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Inilah Kisah Sujudnya Para Malaikat kepada Adam AS

Hi.., al-hamdulillah kita bisa bersua lagi disini, mudah-mudahan kita selamanya diberi kesehatan Oleh Tuhan. Sesi kali ini akan dibahas tema tentang Pelajaran dari Kisah Sujudnya Para Malaikat kepada Adam". mari pelajari selengkapnya...

Inilah Kisah Sujudnya Para Malaikat kepada Adam AS

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menempatkan Adam dan anak keturunannya dalam kedudukan yang mulia, lebih mulia dari para makhluk-Nya yang lain. Salah satu bukti yang menunjukkan hal tersebut adalah setelah Allah menciptakan Adam, Allah telah memerintahkan para malaikat untuk bersujud diatas tanah kepada Adam ‘alaihi shalatu wa salam.

وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ أَبَىٰ وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.” (QS. Al-Baqarah: 34)

Peristiwa sujudnya para malaikat kepada Adam as terkadang bahkan sering menimbulkan polemik juga dikalangan anak Adam sendiri atau memang isu ini sengaja dilemparkan ke tengah-tengah anak Adam as untuk menebar kerancuan dengan mempertanyakan “Mengapa Allah meridhai makhluk-Nya bersujud menyungkum tanah kepada selain-Nya? Bukankah ini sama saja melegitimasi kesyirikan? Dan Iblis adalah hamba Allah yang benar-benar mentauhidkannya karena menolak untuk bersujud menyungkum tanah kepada Adam”. Kurang lebih begini kalimat rancu yang sering dibesar-besarkan oleh sebagian kalangan orang dari anak cucu Adam as.

Yang perlu kita ketahui adalah para ulama membagi bersujud menyungkum tanah ke dalam dua bagian; pertama, bersujud menyungkum tanah ibadah dan yang kedua bersujud menyungkum tanah (tahiyah) penghormatan.

Sujud ibadah hanya boleh dipersembahkan kepada Allah semata tidak boleh kepada selain-Nya. Allah tidak pernah memerintahkan satu pun dari makhluk-Nya untuk bersujud kepada selain-Nya dalam rangka untuk beribadah kepada makhluk tersebut. Para malaikat Allah perintahkan bersujud menyungkum tanah kepada Adam bukan dalam rangka bersujud menyungkum tanah ibadah tetapi bersujud menyungkum tanah penghormatan.

Sujud penghormatan merupakan bagian dari syariat umat-umat terdahulu, kemudian amalan ini diharamkan dengan diutusnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Di antara contoh bersujud menyungkum tanah penghormatan adalah sujudnya para malaikat kepada Nabi Adam ‘alaihissalam. Demikian juga mimpi Nabi Yusuf yang ia ceritakan kepada Ayahnya Nabi Ya’qub lalu mimpi itu menjadi kenyataan. Di dalam surat Yusuf dikisahkan,

إِذْ قَالَ يُوسُفُ لِأَبِيهِ يَا أَبَتِ إِنِّي رَأَيْتُ أَحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ رَأَيْتُهُمْ لِي سَاجِدِينَ
(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya, “Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya bersujud menyungkum tanah kepadaku.” (QS. Yusuf: 4)

وَرَفَعَ أَبَوَيْهِ عَلَى الْعَرْشِ وَخَرُّوا لَهُ سُجَّدًا ۖ وَقَالَ يَا أَبَتِ هَٰذَا تَأْوِيلُ رُؤْيَايَ مِنْ قَبْلُ قَدْ جَعَلَهَا رَبِّي حَقًّا ۖ
Dan ia menaikkan kedua ibu-bapanya ke atas singgasana. Dan mereka (semuanya) merebahkan diri seraya bersujud menyungkum tanah kepada Yusuf. Dan berkata Yusuf, “Wahai ayahku inilah ta´bir mimpiku yang dahulu itu; sesungguhnya Tuhanku telah menjadikannya suatu kenyataan…” (QS. Yusuf: 100)

Inilah di antara contoh-contoh bersujud menyungkum tanah sebagai penghormatan yang merupakan bagian dari syariat anak Adam pada masa yang telah lalu.

Pengalaman seperti itu juga pernah terjadi kepada Muadz bin Jabal tatkala melihat ahlul kitab di Syam. Tatkala pulang dari Syam, Muadz bersujud menyungkum tanah di hadapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan,
مَا هَذَا يَا مُعَاذُ قَالَ أَتَيْتُ الشَّامَ فَوَافَقْتُهُمْ يَسْجُدُونَ لِأَسَاقِفَتِهِمْ وَبَطَارِقَتِهِمْ فَوَدِدْتُ فِي نَفْسِي أَنْ نَفْعَلَ ذَلِكَ بِكَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَا تَفْعَلُوا فَإِنِّي لَوْ كُنْتُ آمِرًا أَحَدًا أَنْ يَسْجُدَ لِغَيْرِ اللَّهِ لَأَمَرْتُ الْمَرْأَةَ أَنْ تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا
“Apa-apaan ini, wahai Mu’adz?” Muadz menjawab, “Aku baru datang dari Syam. Yang kulakukan ini sebagai dengan mereka, (orang-orang di sana) mereja bersujud menyungkum tanah untuk uskup dan pendeta-pendeta mereka. Aku pun berkeinginan melakukannya kepadamu.” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Jangan kau lakukan. Seandainya aku memerintahkan seseorang untuk bersujud, maka akan kuperintahkan istri untuk bersujud kepada suaminya.” (HR Ibnu Majah, No. 1853).

Apa yang dilakukan masyarakat Syam adalah contoh dari syariat anteseden yang masih mereka amalkan, mereka bersujud menyungkum tanah kepada pemuka-pemuka agama dan tokoh-tokoh mereka sebagai penghormatan untuk para pembesar tersebut, bukan untuk menyembah mereka.

Di antara contoh lainnya juga, ada seekor hewan melata yang bersujud menyungkum tanah kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian beliau melarangnya karena bersujud menyungkum tanah kepada makhluk, baik itu bersujud menyungkum tanah penghormatan terlebih lagi bersujud menyungkum tanah untuk ibadah, gelap hukumnya dalam syariat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dalam timbangan syariat Muhammad (baca: syariat Islam) bersujud menyungkum tanah penghormatan sama saja dengan bersujud menyungkum tanah ibadah, gelap hukumnya apabila dipersembahkan kepada selain Allah.

Pelajaran lainnya yang dapat kita petik dari peristiwa sujudnya para malaikat kepada Nabi Adam ‘alaihissalam adalah, iblis termasuk dari anak jin bukan dari golongan malaikat sebagaimana yang dipahami oleh sebelah orang.

Malaikat diciptakan dari cahaya, sedangkan anak jin termasuk iblis, Allah ciptakan dari api. Allah berfirman,

وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِ
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah kamu kepada Adam, maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya…” (QS. Al-Kahfi: 50)

قَالَ مَا مَنَعَكَ أَلَّا تَسْجُدَ إِذْ أَمَرْتُكَ ۖ قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ خَلَقْتَنِي مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِينٍ
Allah berfirman, “Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?” Iblis menjawab, “Saya lebih baik daripadanya, Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah”. (QS. Al-A’raf: 12)

Dengan begini iblis bukanlah dari golongan malaikat, saat itu ia hanya bersama dengan para malaikat Allah yang taat. Ada yang menyatakan, dahulu iblis adalah anak jin yang taat kepada Allah. Inilah alasannya ia dimuliakan dengan dikumpulkan bersama para malaikat walaupun ia bukan malaikat. Namun akhirnya sifat sombongnya terlihat di hadapan para malaikat, tatkala Allah mengujinya dengan memerintahkan untuk bersujud menyungkum tanah kepada Adam.

Begitulah pembahasan mengenai "Pelajaran dari Kisah Sujudnya Para Malaikat kepada Adam". mudah-mudahan artikel ini bisa menambah wawasan Kita semua khususnya mengenai tujuan dari setiap kejadian yang dialami oleh para nabi dan rasul. terima kasih

1 komentar untuk "Inilah Kisah Sujudnya Para Malaikat kepada Adam AS"

  1. jadi tujuannya yang berbeda walau bentuknya sama,
    dan ini memang bagian dari sunnatullah... hmm

    BalasHapus